Wednesday, November 12, 2008

Pemanfaatan air sisa wudhu

Tambahan sumber air tanah adalah hal yang sangat penting mengingat dari 1,4
miliar km3 volume air yang ada di muka bumi sebesar 97,5% merupakan air
laut, 2,5 % air tawar, 1,75% es/salju, 0,72% air tanah, 0,001% air di udara
dan air yang ada di sungai maupun danau hanya 0,0001%. Jumlah air inilah
yang diperebutkan oleh manusia yang menempati bumi untuk memenuhi berbagai
kebutuhan hidupnya. Keberadaan air yang tidak merata di seluruh dunia
membuat pengelolaan air menjadi suatu hal yang sangat penting untuk
diperhatikan.

Banyak kota besar di Indonesia yang mengalami kelangkaan air. Kelangkaan air
itu melanda di sebagian kota Jakarta, Surabaya dan Surakarta. Dalam kasus
yang terjadi di kota Surakarta, kapasitas pelayanan air bersih di kota
Surakarta ini pada tahun 2005 sebesar 859.94 l/det digunakan untuk melayani
52.776 sambungan rumah atau kurang lebih 55.10 % dari total penduduk kota
Surakarta. Kapasitas reservoir yang ada, sebesar 9.140 m3, hanya mampu
melayani pada jam puncak 3,30 jam dari standar yang seharusnya 4,2 jam,
sehingga pada jam-jam puncak beberapa kawasan pelayanan mempunyai tekanan
air yang sangat rendah. Bahkan beberapa kawasan di kota Surakarta tidak
dapat menerima air. Oleh karena itu, penerapan metode pemanfaatan air yang
optimal perlu dilakukan.

Salah satu alternatif pengelolaan air yang dapat dilakukan di kota Surakarta
dalam upaya melestarikan sumber daya air adalah dengan memanfaatkan sisa air
wudhu. Hal ini mengingat warga muslim kota Surakarta berjumlah sekitar 70 %
dari jumlah keseluruhan.

Pada kenyataannya, sisa air wudhu yang ada biasanya masih memenuhi syarat
untuk dikatakan sebagai air bersih. Melalui survei yang telah dilakukan oleh
mahasiswa fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil UNS yang bernama Kusumastuti
Rahmawati dan Harbun Gandi Subekti, jumlah air bersih sisa wudhu yang ada
berjumlah rata-rata 1,8 liter per orang tiap kali melakukan wudhu. Oleh
karena tiap warga muslim diasumsikan melakukan sholat sebanyak lima kali
dalam sehari, maka tiap warga muslim secara otomatis melakukan wudhu
sebanyak lima kali pula. Jika hasil perhitungan jumlah penduduk mengatakan
bahwa jumlah penduduk muslim kota Surakarta tahun 2006 sebanyak 456856 jiwa,
maka dapat dihitung bahwa jumlah air sisa wudhu di kota Surakarta berjumlah
4111,704 m3/hari. Apabila satu bulan dianggap 30 hari, maka dalam satu bulan
jumlah air sisa wudhu yang bisa dimanfaatkan kembali tersebut berjumlah
123351,1 m3. Jumlah ini merupakan setengah dari jumlah tampungan yang
dimiliki oleh PDAM kota Surakarta.

Jumlah sisa air wudhu yang berjumlah sangat banyak itu dapat dimanfaatkan
kembali dengan alat yang menggunakan konsep bak peresapan. Konsep bak
peresapan sisa air wudhu sama dengan bak peresapan pada akhir bagian septic
tank. Hal pokok pada bak resapan ini adalah bagaimana caranya supaya air
yang masuk dan terkumpul di dalamnya bisa langsung kembali ke dalam tanah.
Jika metode ini bisa diterapkan, maka kasus semakin langkanya air di
sebagian kota Surakarta dapat dikurangi.

( sumber : ranselhijau.wordpress.com)

No comments:

Post a Comment